BOOKING TIKET PESAWAT

Penempatan alutsista berdaya ledak tinggi milik TNI di Borneo

Penempatan alutsista berdaya ledak tinggi milik TNI di Borneo. Info sangat penting tentang Penempatan alutsista berdaya ledak tinggi milik TNI di Borneo. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai Penempatan alutsista berdaya ledak tinggi milik TNI di Borneo

Penempatan alutsista berdaya ledak tinggi milik TNI di Borneo Kotabumi Penempatan alutsista berdaya ledak tinggi di Borneo kita nilai sebagai keputusan tepat agar jika terjadi kondisi terburuk dalam hubungan perjiranan, pertahanan di pulau itu (harus) mampu memberikan pukulan balasan yang menjerakan tanpa harus menunggu dan bergantung pada kekuatan di Jawa. Perkuatan alutsista di Kalimantan sangat bermanfaat dalam menjaga kewibawaan teritorial RI. Dengan hadirnya berbagai alutsista berdaya gebuk kuat itu, diniscayakan akan memberikan pola hubungan bertetangga yang setara, tidak gampang menggertak, tidak gampang melecehkan teritori NKRI seperti yang selama ini terjadi. Kehadiran alutsista di pulau yang berbatasan darat langsung itu sudah selayaknya dipenuhi dengan standar kualitas alutsista yang mengimbangi atau mendahului karena jika terjadi konflik perbatasan, pasukan organik di pulau itu mampu melakukan serangan balasan sebelum datang dukungan pasukan dari Jawa atau pulau lain. Dalam bingkai ini kita berpandangan sudah saatnya masing-masing pulau besar di negara ini membangun pasukan pemukul reaksi cepat sebagai kekuatan pukul organik yang memiliki daya gebrak tinggi. Pulau-pulau besar itu adalah Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Gunanya sangat jelas, untuk kecepatan reaksi, serangan balasan, rentang kendali dan dukungan logistik. Doktrinnya jelas jangan sampai musuh masuk duluan baru diajak tarung, tapi digebuk langsung di kawasan border dan kalau perlu melakukan pre emptive strike. Selama ini jika terjadi hot spot di sebuah titik atau daerah misalnya di Natuna, PPRC lalu memberangkatkan 10 Hercules untuk menerjunkan kurang dari 1 batalyon pasukan PPRC dari Jawa, bukan saja tidak efisien tapi waktu yang diperlukan sudah diambil pihak lawan dengan membangun kekuatan di daerah serangnya. Kalimantan boleh jadi sebagai proyek percontohan untuk membentuk benteng pertahanan dari pasukan organik TNI yang ada di pulau itu. Disana ada 2 Kodam jadi bisa diasumsikan ada 2 divisi pasukan organik dengan kekuatan 30 ribu tentara.Kekuatan ini didandani dengan beragam alutsista gahar untuk 2 batalyon MBT, 2 batalyon rudal SAM, 4 batalyon arhanud, 4 batalyon roket, 4 batalyon armed, 4 batalyon infantri mekanis dan 10 batalyon infantri. Jangan lupa yang terpenting dari semua ini adalah pertambahan dan perbaikan infrastruktur jalan raya, bandara, pelabuhan dan jalan sungai untuk mendukung gerak pertahanan serang di pulau besar itu. Model pertahanan pulau seperti di Kalimantan memang menjadi prioritas dan secara bertahap bisa diterapkan di pulau-pulau besar lainnya misalnya Sumatera dengan kekuatan 3 divisi pasukan, Sulawesi dengan 2 divisi, Papua dengan 1 divisi dan Jawa diperkuat dengan 6 divisi. Dengan kekuatan 2 divisi, Kalimantan diyakini mampu bertarung dengan negara yang hendak mencoba melakukan provokasi. Misal terjadi kondisi terburuk di Ambalat, itu bagian dari tugas angkatan laut dan angkatan udara dengan mengerahkan armada perangnya. Nah di daratan Kalimantan angkatan darat membuka front untuk uji tarung dengan lawan. Kekuatan alutsista yang dimiliki satuan organik TNI di pulau itu mampu melakukan pukulan telak yang menjerakan. Kondisi dan dinamika perbatasan negara diyakini sangat terkait dengan penguasaan sumber daya alam tak terbarukan. Natuna dan Ambalat menyimpan cadangan energi fosil yang besar. Parahnya lagi, sudah sedemikian majunya teknologi menguasai pola hidup dan cara pandang manusia namun tak jua beranjak dari kebutuhan energi yang berasal dari sumber daya fosil. Matahari yang menjadi sumber energi terbesar dan tetap setia menyinari bumi tak jua menjadi pilihan utama pasokan energi meski dengan kemajuan teknologi sekalipun.


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger