BOOKING TIKET PESAWAT

formula untuk menyongsong masa depan

formula untuk menyongsong masa depan. Info sangat penting tentang formula untuk menyongsong masa depan. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai formula untuk menyongsong masa depan

cartoon picture gallery
CAR Magazine Online
Cell Phone and Mobile Technology
Woman Beautiful Hot pictures
Koleksi Gambar Kartun
Galeri foto artis wanita cantik
Aircraft images wallpaper gallery
Ship images wallpaper
Gambar Pesawat Terbang
Gambar Kapal Laut
formula untuk menyongsong masa depan
Dan kalaupun mereka membaca, atau menulis, situasinya sudah sangat berbeda dibandingkan dengan cara-cara “tradisional” yang, meminjam analogi Bezos, berada di balik benteng analog. Walau begitu, bahkan mereka yang optmistis terhadap ebook pun mengakui bahwa sampai beberapa tahun ke depan benteng itu masih akan tegak. Teknologi menakjubkan dari buku dan kecintaan sebagian orang kepadanya tetap akan menjadikan buku sebagai hal penting. Tapi apa yang bisa abadi? Betapa banyak orang yang belakangan ini berusah menunjukkan sia-sianya siklus yang mesti dilalui demi menghasilkan buku: kita menebang pohon, mengangkutnya ke pabrik, mencincangnya hingga menjadi bubur, memindahkan bubur itu ke pabrik yang lain untuk dijadikan lembaran-lembaran, lalu mengapalkan lembaran-lembaran itu ke pabrik yang lain untuk ditandai, memotong lembaran-lembaran itu dan mengepaknya, hingga mengapalkan semua itu ke seluruh dunia. Kata Bill Hill, peneliti dari raksasa software Microsoft, “Apa Anda benar-benar yakin bahwa kita masih akan melakukan itu 50 tahun lagi?” Jawaban yang paling mungkin adalah tidak. Di titik inilah ebook tampak berarti. Tapi Bezos punya formula untuk menyongsong masa itu, yang tidak semata-mata hendak menjadikan ebook sebagai pengganti buku. “Anda harus bisa menjadi lebih bagus daripada buku dalam banyak hal,” katanya. “Tapi kita juga harus mencari kemungkinan-kemungkinan yang buku biasa mustahil melakukannya.” Ada kemampuan standar agar perangkat untuk membaca ebook bisa lebih baik daripada buku, selain kapasitas penyimpanan. Pertama, ia mesti sanggup memancarkan aura “kebukuan”; ia harus lebih dari sekadar perangkat, melainkan juga wahana kultur. Untuk ini, Kindle, juga perangkat lain sebelumnya, memanfaatkan E Ink, terobosan teknologi beberapa tahun lalu yang menirukan persis kejernihan halaman buku. Agar bisa terus-menerus dibaca, batereinya pun mesti tahan lama. (Akan celaka bila buku tak bisa dibaca karena listrik tak berfungsi, ‘kan?) Selain itu, ada kemampuan untuk melakukan pencarian (yang tentunya lebih powerful ketimbang sistem indeks, yang sangat tergantung ); juga kemampuan yang tak bakal bisa dijumpai di buku mana pun: mengubah ukuran huruf. Hal baru yang terdapat pada Kindle --dan dalam batas tertentu sebenarnya telah berlangsung --adalah menjelajah toko (Amazon.com, tentunya), melihat-lihat buku dan mengecek rekomendasi yang bersifat pribadi, juga membaca dan mengirimkan tinjauan; semuanya hanya melalui pijatan tombol-tombol pada keyboard. Yang menjadikan hal-hal ini bisa dilakukan adalah kemampuan Kindle untuk terhubung ke Internet tanpa kabel (melalui layanan yang disediakan oleh provider telepon seluler). Karena kemampuan ini pula Kindle bisa digunakan untuk berselancar di Web: untuk mencari sesuatu di Wikipedia, meriset dengan bantuan Google, atau memeriksa tautan dalam blog atau halaman web lainnya. Tak berlebihan bila diperkirakan bakal ada yang mengikuti jejak Bezos, mungkin malah menawarkan perangkat dengan kemampuan yang lebih banyak.


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger