BOOKING TIKET PESAWAT

Bayi yang sehat

Bayi yang sehat. Info sangat penting tentang Bayi yang sehat. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai Bayi yang sehat

Mengapa berat badan dan tinggi badan penting?

Penelitian membuktikan ada keterkaitan antara tubuh pendek dan tingkat kecerdasan. Bila sejak awal sudah tidak ada keseimbangan berat dan tinggi badan, maka akan berpengaruh pada pembentukan otak. Karena itu, kebutuhan gizi bayi sejak janin sampai usia lima tahun harus terpenuhi secara baik.

anak yang perkembangannya sangat lambat disebabkan oleh pembentukan otak maupun tubuhnya tidak baik akibat gizinya buruk. Berarti hal paling penting adalah pemenuhan gizi bayi sejak dalam kandungan sampai berusia lima tahun, dan bila tidak terpenuhi, pertumbuhan otak dan tubuhnya tidak bagus. Anak dengan tubuh pendek berarti status gizi pada masa lalunya sudah kronis.

pemberian makanan tambahan pada anak bertubuh pendek berusia 9-24 bulan akan mampu meningkatkan kemampuan belajar anak ketika berusia 7-8 tahun.

Agar si kecil tumbuh sehat juga cerdas maka Kebutuhan yang diperlukan antara lain Lemak Pembangunan Otak, Lemak, terutama asam lemak (DHA dan ARA), adalah salah satu nutrisi yang penting untuk pertumbuhan otak dan mata si kecil. Kekurangan kedua jenis asam lemak esensial itu saat lahir berkorelasi dengan berat badan yang rendah, lingkar kepala yang kecil, dan ukuran plasenta yang rendah. Akibatnya perkembangan sistem saraf pusat dan kemampuan kognitif di masa selanjutnya pun turut terpengaruh
Untuk mencukupi kebutuhan tersebut, berikan ASI seoptimal mungkin untuk si kecil. Sebab ASI terbukti mengandung asam lemak yang dibutuhkan otak untuk bisa berkembang. Dari studi yang dilakukan di The University of Kentucky Chandler Medical Center, Amerika Serikat, terbukti IQ bayi yang diberi ASI jauh lebih tinggi dibanding dengan yang tidak diberi ASI. Dan, pada saat anak mulai diberikan makanan padat, kebutuhan asam lemak itu bisa Anda penuhi dengan memberikan ikan, telur bebek, susu yang diperkaya DHA dan ARA, atau minyak jagung.

Karbohidrat Bahan Bakar Otak Glukosa dari makanan yang kaya karbohidrat merupakan bahan bakar otak yang amat penting agar otak berfungsi optimal. Proses pengolahan informasi dan mengingat dapat berjalan dengan baik dengan terpenuhinya kebutuhan glukosa otak tersebut. Ini semua bisa didapatkan dengan memberikan anak berbagai jenis kacang-kacangan, kentang, buah-buahan seperti pisang, sawo, serta sayur-sayuran misalnya singkong dan daun ubi jalar.

Sedangkan untuk Protein Pembentukan Neurotransmiter adalah senyawa asam amino yang berperan terhadap proses pengolahan informasi di otak. Kadar ini sendiri amat berpengaruh terhadap seberapa banyak protein yang ada dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari Kebutuhan ini bisa didapat dari ikan, daging, keju, yogurt dan kacang-kacangan Sedangkan kebutuhan Buah-buahan, Sayur-sayuran yang diperkaya antioksidan amat diperlukan untuk melindungi otak dari proses kerusakan sel-sel otak yang dapat menyebabkan kesulitan dalam mengingat, seperti proses belajarpun jadi lamban.

Pastikan Anda memberikan nutrisi yang cukup untuk otak si kecil agar ia tumbuh sehat dan juga cerdas karena dengan kekurangan salah satu nutrisi tersebut akibatnya perkembangan sistem saraf pusat dan kemampuan kognitif di masa selanjutnya pun akan turut terpengaruh.



Mengapa harus immunisasi?

Immunisasi merupakan upaya pecegahan yang telah berhasil menurunkan angka kesakitan dan kematian beberapa penyakit infeksi pada bayi dan anak. Keuntungan masyarakat melalui program immunisasi tak terbantahkan, khususnya upaya pencegahan penyakit menular, wabah atau penyakit infeksi lainnya.
Dalam jadwal immunisasi dibuat rentang waktu untuk masing-masing immunisasi yang akan diberikan, hal ini berhubungan dengan kekebalan yang dihasilkan oleh vaksin. Suntikan ulangan diberikan berdasarkan pertimbangan klinis dan aspek kesehatan masyrakat guna menurunkan jumlah anak yang rentan sehingga meningkatkan daya pencegahan penyakit di masyarakat.

Apa itu Prestasi?

Menurut Elly Risman, psikolog dari Club Buah Hati, prestasi adalah perwujudan dari bakat dan kemampuan. Bakat merupakan kemampuan bawaan yang berupa potensi. Namun, walau potensi ini sudah ada di dalam diri, tetap butuh latihan dan pengembangan terus menerus. Jika bakat tidak dilatih dan dikembangkan, maka tidak mendatangkan manfaat apa pun pada orang yang memilikinya.

Kemampuan merupakan daya atau kesanggupan melakukan suatu tindakan. Kemampuan ini didapat dari hasil pembawaan dan latihan. Kenyataannya, walau seorang anak memiliki bakat dan kemampuan, tidak mudah membuat seorang anak berprestasi.

Banyak kenyataan di luar diri anak yang membuat kedua hal itu tidak muncul. Kenyataan paling jelas adalah kenyataan di keluarga, kenyataan di media, dan kenyataan di sekolah.

Kenyataan-kenyataan itu harus dilihat secara keseluruhan. Misalnya di rumah, bila setiap hari sang anak mendapatkan gizi yang baik dan rangsangan yang tinggi dari keluarganya, anak bisa berkembang dengan cepat dan cerdas. Namun, di sisi lain ada orangtua yang menuntut segala sesuatu dengan standar tinggi yang begitu tingginya sampai tidak satu pun anak bisa menjangkaunya. Anak tidak diberi kesempatan untuk sekali-kali merasakan hal-hal di bawah standar yang ditetapkan. Jika prestasi anak di bawah standar, maka hanya omelan dan hukuman yang didapat anak.

Hal lain yang membuat anak tidak berprestasi, yaitu sikap orangtua yang membiarkan anak mengonsumsi seluruh sajian yang ditayangkan di media. Sajian seperti di televisi atau komik memang sangat menarik bagi anak, namun tidak semua informasi merupakan informasi sehat dan dibutuhkan anak. Akibatnya, anak mengetahui banyak hal yang belum pantas. Orangtua lupa dia tidak punya kemampuan mengontrol seluruh materi yang ditampilkan di media.

Di sekolah, anak juga mendapatkan kenyataan yang membuatnya sulit berprestasi. Misalnya, materi pembelajaran dan cara penyampaian tidak menarik. Hal ini terjadi karena guru tidak paham tentang perkembangan anak. Gaya komunikasi guru tidak sesuai dengan anak-anak. Selain itu, buku dan alat peraga yang digunakan tidak bisa memenuhi rasa ingin tahu dan kemampuan anak.

LALU bagaimana menyelenggarakan pendidikan yang menyenangkan bagi anak sehingga anak bisa berprestasi? Ada tiga C yang harus diperhatikan, yakni children (anak), content (materi) dan context (situasi).

Orangtua dan guru harus menyadari setiap anak merupakan pribadi yang unik dan berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan ini terjadi karena setiap anak mempunyai bakat, kemampuan dan kebutuhan yang berbeda.

Setiap anak pastilah mempunyai salah satu dari sembilan kecerdasan yang diberikan Tuhan. Bahkan, ada juga anak yang memiliki lebih dari satu kecerdasan. Kecerdasan itu adalah kecerdasan linguistik, matematika-logika, ruang-visual, musik, naturalis, interpersonal, intrapersonal, kemampuan olah tubuh, dan spiritual.

Selain itu, ada beberapa potensi yang bisa dikembangkan anak, seperti fisik, iman, akhlak, ibadah, emosi, sosial, mental, dan keterampilan. Biarkan anak mengembangkannya seperti keinginannya, jangan kembangkan seperti keinginan orangtua. Orangtua hanya mengarahkan saja.

Begitu juga dengan materi yang akan disampaikan pada anak. Materi harus yang dibutuhkan anak, bukan yang diinginkan orangtua. Namun demikian, materi itu juga harus disesuaikan dengan perkembangan anak, kemampuan dan bakat anak.

Perlakuan yang tepat dan materi yang sesuai tidak akan mempunyai efek yang positif jika tidak disampaikan pada situasi yang tepat. Ada tiga cara penyampaian yang efektif, yakni dengan bermain, bernyanyi, dan bercerita. Tidak ada salahnya sesekali kita meninggalkan status kita sebagai orangtua. Kita bisa juga sekali-sekali berubah menjadi badut, tukang sulap, ilmuwan, atau sahabat bagi anak kita.

Satu yang harus dipahami orangtua, prestasi anak bukanlah prestasi untuk orangtuanya. Prestasi itu untuk diri anak itu sendiri. Orangtua cukup mengarahkan dengan benar dan membantu anak dengan cara-cara yang disukai anak, bukan dengan hukuman atau omelan yang bisa merusak hubungan harmonis anak dengan orangtua. Dan, keberhasilan anak tidak saja dari usaha yang dilakukan anak, tetapi juga tergantung pada orangtua dan lingkungan di sekitarnya.

Sekapur Sirih

Selama masa keemasan yaitu pada usia 0 hingga lima tahun, anak ibarat tempayan kosong dan siap menampung dan menerima segala hal yang dimasukkan dan diberikan ke dalamnya. Baik atau buruk muatan itu, diterima begitu saja tanpa melalui proses seleksi. Proses ini berlangsung hingga masa keemasan itu berakhir nantinya.

Di masa-masa setelah itu, ketika semua muatan telah terjejali, anak telah menjelma sebagai 'makhluk isian', sebagai wujud apa yang didapatnya selama masa keemasan. Kalau ia dibesarkan dengan perlakuan kasar, kata-kata kotor, makian dan hinaan, maka besar kemungkinan, ia akan menjelma menjadi manusia yang kasar dan penuh dengan perilaku yang negatif.

Namun kalau ia dibesarkan dengan rasa kasih sayang, nilai-nilai agama, pengetahuan yang positif, dan rasa aman, maka besar kemungkinan pula, ia akan tumbuh menjadi manusia penyayang, humanis, dan dipenuhi sikap diri yang positif.

Keluarga, tempat awalnya seorang anak mendapatkan semua pengalamannya sebagai manusia, bertanggung jawab penuh terhadap arah kepribadian anak. Kesalahan mendidik yang dilakukan keluarga pada masa keemasan anak, sama artinya dengan menjerumuskan si anak ke dalam perilaku buruk seumur hidup.

By Julie, April 2005


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger